Nasofaringitis Akut (Infeksi Saluran Pernapasan Atas; ISPA, “Common Cold”)
Nasofaringitis akut merupakan keadaan infeksi anak yang paling lazim, tetapi kemaknaannya terutama tergantung pada frekuensi relatif dari komplikasi yang terjadi. Pada anak-anak sindrom ini lebih luas daripada orang dewasa, sering melibatkan sinus paranasal dan telinga tengah serta nasofaring.
ETIOLOGI
Penyakit disebabkan oleh lebih dari 200 agen virus yang berbeda secara serologis. Agen utamanya adalah rhinovirus, yang menyebabkan lebih dari sepertiga dari semua kasus cold; koronavirus menyebabkan sekitar 10%. Masa infektivitas berakhir dari beberapa jam sebelum munculnya gejala sampai 1-2 hari sesudah penyakit nampak. Streptokokus grup A adalah bakteri utama yang menyebabkan nasofaringitis akut.
EPIDEMIOLOGI
Kerentanan terhadap agen yang menyebabkan nasofaringitis akut adalah universal, tetapi karena alasan yang kurang dimengerti kerentanan ini bervariasi pada orang yang sama dari waktu ke waktu. Walaupun infeksi terjadi di sepanjang tahun, di Belahan Bumi Utara ada puncak kejadian pada bulan September kira-kira pada saat sekolah di mulai, pada akhir Januari, dan mendekati akhir bulan April. Kerentanan dapat bertambah karena nutrisi jelek; komplikasi purulen bertambah pada malnutrisi.
PATOLOGI
Perubahan yang pertama adalah edema dan vasodilatasi pada submukosa. Infiltrat sel mononuklear menyertai, yang dalam 1-2 hari, menjadi polimorfonuklear. Perubahan struktural dan fungsional silia mengakibatkan pembersihan mukus terganggu.
MANIFESTASI KLINIS
Cold lebih berat pada anak kecil daripada anak yang lebih tua dan dewasa. Pada umumnya, anak yang berumur 3 bulan sampai 3 tahun menderita demam pada awal perjalanan infeksi, kadang-kadang beberapa jam sebelum tanda-tanda yang berlokalisasi muncul. Bayi yang lebih muda biasanya tidak demam, dan anak yang lebih tua dapat menderita demam ringan. Komplikasi purulen terjadi lebih sering dan lebih parah pada umur-umur yang lebih muda. Sinusitis persisten dapat terjadi pada semua umur.
Manifestasi awal pada bayi yang umurnya lebih dari 3 bulan adalah demam yang timbul mendadak, iritabilitas, gelisah, dan bersin. Ingus hidung mulai keluar dalam beberapa jam, segera menyebabkan obstruksi hidung, yang dapat mengganggu pada saat menyusu; pada bayi kecil yang mempunyai ketergantungan lebih besar padapernapasan hidung, tanda-tanda kegawatan pernapasan sedang dapat terjadi. Selama 2-3 hari pertama membran timpani biasanya mengalami kongesti, dan cairan dapat ditemukan di belakng membrana tersebut, yang selanjutnya dapat terjadi otitis media purulenta atau tidak. Sebagian kecil bayi mungkin muntah , dan beberapa penderita menderita diare. Fase demam berakhir dari beberapa jam sampai 3 hari; demam dapat berulang dengan komplikasi purulrn. Pada anak yang lebih tua dan gejala awalnya adalah kekeringan dan iritasi dalam hidung dan tidak jarang, di dalam faring. Gejala ini dalam beberapa jam disertai bersin, rasa menggigil, nyeri otot, ingus hidung yang encer, dan kadang-kadang batuk. Nyeri kepala, lesu, anoreksia, dan demam ringan, mungkin ada.
DIAGNOSIS BANDING
Manifestasi awal campak dan pertusis, dan pada sebagian kecil, poliomielitis, hepatitis serta parotitis, adalah nasofaringitis. Ingus hidung yang terus menerus , terutama jika berdarah, meberi kesan benda asing atau difteria, dan pada bayi, atresia khoana atau sifilis kongenital. Rhinitis alergika berbeda dari rhinitis infeksiosa dalam hal, bahwa rhinitis ini tidak disertai demam; ingus hidungnya biasanya tidak menjadi purulen, dan rhinitis ini biasanya bersama dengan bersin yang terus-menerus dan mata serta hidung gatal.
KOMPLIKASI
Komplikasi merupakan akibat dari invasi bakteri sinus paranasal dan bagian-bagian lain saluran pernapasan. Limfonodi servikalis dapat juga menjadi terlibat dan kadang-kadang bernanah. Mastoiditis, selulitis peritonsiler, sinusitis, atau selulitis periorbital dapat terjadi. Komplikasi yang paling sering terjadi adalah otitis media, yang ditemukan pada bayi-bayi kecil sampai sebanyak 25 persennya.
PENCEGAHAN
Vaksin yang efektif belum ada. Gamma globulin atau vitamin C tidak mengurangi frekuensi atau keparahan infeksi, dan penggunannya tidak dianjurkn.
Karena selesma terdapat di mana-mana, maka tidak mingkin mengisolasi anak dari keadaan ini. Namun, karena komplikasi pada bayi yang amat muda dapat relatif serius, maka harus dilakukan beberapa upaya melindungi bayi dari kontak denga orang-orang yang berpotensi terinfeksi. Penyebara infeksi adalah dengan aerosol atau kontak langsung dengan bahan yang terinfeksi.
PENGOBATAN
Tidak ada terapi spesifik. Antibiotik tidak memengaruhi perjalanan penyakit atau mengurangi insidens komplikasi bakteri. Tirah baring biasanya dianjurkan, tetapi tidak terdapat bukti bahwa cara ini memperpendek perjalanan penyakit. Asetaminofen atau ibu protein biasanya membantu dalam mengurangi iritabilitas, nyeri, dan malaise selama hari pertama dan hari kedua infeksi, tetapi penggunaan yang berlebihan harus dihindari.
Sebagian besar kegawatan adalah karena obstruksi hidung dan harus dilakukan upaya untuk melegakannya jka keadaan tersebut mengganggu pada saat tidur atau pada saat minum atau makan. Pemasukan obat-obatan melalui hidung merupakan metode efektif untuk melegakan obstruksi hidung. Pada bayi, pemasukan salin steril dapat membantu mengeluarkan fisik mukus yang berlebihan.
Tetes hidung palin baik diberikan 15-20 menit sebelum makan dan pada waktu sebelum tidur. Sementara anak pada posisi terlentang dengan leher ekstensi, 1-2 tetes dimasukkan pada setiap lubang hidung. Karena cara ini sering menimbulkan pengerutan membrana mukosa anterior saja, 1-2 ttes dapat dimasukkan 5-10 menit kemudian. Pemasukan dekongestan hidung dengan aplikator berujung kapas tidak dianjurkan. Anak yang lebih tua dapat menggunakan semprot hidung tetapi hanya dengan pengawasan, karena aplikasi demikian cenderung digunakan berlebihan.
Obstruksi hidung sukar diobati pada bayi. Pengisapan dengan sedotan lunak kadang-kadang sangat penting untuk membersihkan saluran hidung secara adekuat untuk memungkinkan bayi muda menyusu. Drainase yang terbaik biasanya dapat dicapai dengan menempatkan bayi pada posisi menelungkup, jika hal ini tidak mengganggu pernapasan lebih lanjut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar